Penabekasi.id - Bekasi Timur, STIT Al Marhalah Al 'Ulya Gelar kegiatan seminar nasional di aula kampus, seminar ini mengusung tema "Pentingnya Pendidikan Tanpa Kekerasan, Menyelesaikan masalah dari akar masalah." Kegiatan dilaksanakan pada 27/02/2025
Kegiatan ini dihadiri dari KPAI Dr Aris Adi Leksono, M.M.Pd, KPAD Kota Bekasi Novriyan, S.Kom., M.Si, Anggota Bawaslu Kota Bekasi/Pemerhati Pendidikan Choirunissa Marzoeki, M.Psi. Wakil Ketua I STIT Marhala Dr Eva Dwi Kumala Sari, M.Pd, Wakil Ketua III Prof Hadi Winarno, M.Pd, serta para tamu undangan yang hadir dari kampus STIAMI, IBM Bekasi, UIN Jakarta, Universitas Bhayangkara, STID Cibitung, STAI Ataqwa.
Kegitan ini di awali dengan penampilan Tari Gebyar dari UKM Seni lalu dilanjut dengan sambutan-sambutan dari ketua pelaksana, ketua Bem.
Kami juga mengkonfirmasi kepada ketua pelaksana Uswah Mu'jizah bahwa kegiatan ini mengundang para mahasiswa dari internal kampus dan mengundang beberapa kampus yang ada di Kota Bekasi. "kegiatan ini dihadiri kurang lebih 150 mahasiswa, kita juga mengundang HIMA dari kampus yang ada di Bekasi bahkan dari UIN Jakarta hadir." Tegasnya
Pada kesempatan lain Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Hadi Winarno Mewakili Pihak Kampus juga mengatakan pada sambutannya, berharap kegiatan ini bisa mengurangi segala bentuk kekerasan dalam dunia pendidikan di Indonesia, agar cita-cita Indonesia emas 2045 dapat tercapai dan Semoga kegiatan seminar ini bisa meminimalisir kekerasan pendidikan di Indonesia," Ungkapnya
Baca Juga : Pemilu Ramah Lingkungan oleh NIKI
Lalu dilanjut Wakil Ketua I Bidang Akademik, Dr. Eva Dwi Kumala Sari juga menambahkan bahwasanya di Indonesia sudah ada sekolah inklusi yang tidak membedakan antara anak yang berkebutuhan khusus dengan anak reguler. Dengan begitu sistem pendidikan Indonesia terkoneksi kepada semua peserta didik." Terangnya pada sambutan sekaligus membuka kegiatan Seminar Nasional.
Memasuki materi para peserta antusias sekali mengikuti kegiatan tersebut. Hampir dari para peserta yang kami konfirmasi adalah seorang Guru PAUD, TK dan SD. Dengan demikian bahwa sangat penting Pendidikan tanpa kekerasan ini.
Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Kampus ini Keren mengusung tema nasional walaupun kegiatan ini di Kota Bekasi namun wacananya adalah wacana Nasional. "Saya senang banyak teman-teman yang berfikir Global dan ini harus dilakukan oleh temen-temen saya sangat mengapresiasi. sering-sering melakukan kajian-kajian tentang anak, sosial dan jangan lupa mahasiswa harus tetap menyuarakan isu-isu politik." ungkapnya
Menanggapi pertanyaan atau isu-isu yang berkembang dimana anak - anak yang mendapatkan tekanan "permasalahan hari inikan sebenernya mendidik seorang anak itu harus membentuk keluarga yang bagus, berkualitas dan juga mulai dari lingkungan RT, RW, hingga Negara Berkualitas begitu, dan madrasah pertama anak itu adalah keluarga. Hari ini harus ada program sekolah keluarga ditingkat nasional kepada orang tua dalam mendidik anak di era digital ini." Tutur Novrian
Komdigi juga mengkonfirmasi ada 440.000 anak terpapar judi online dan pornografi ini menjadi hal yang sangat harus di perhatikan oleh orang tua ketika anak menggunakan Handphone. Beliau menambahkan, yang paling terpenting dalam membangun pola pikir generasi peserta didik yang baik itu ketika siswa bisa bermanfaat dan menghargai orang lain bukan nilai dan ranking yang menjadi utamanya. "Setiap anak itu punya potensi baik (Fitrah) dan budaya kompetisi di kelas harus dikurangi," Tegas Novrian
Choirunnisa Marzoeki selaku Komisioner Bawaslu dan Pemerhati Pendidikan, menjelaskan bahwa yang paling penting dalam keluarga berkaitan dengan pengasuhan. Selain itu Menurutnya, rasa kebersamaan dalam keluarga itu harus terus dibangun sebaik mungkin agar semakin kuat hubungan antar anggota keluarga. Salah satu yang dilakukan pemerhati pendidikan ini yaitu mengadakan ritual makan malam bersama keluarga.
Choirunnisa juga menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal kepemimpinan tidak lagi bisa dibeda-bedakan berdasarkan jenis kelamin dikarenakan hal tersebut bukan menjadi indikator terbentuknya seorang pemimpin.
"Pemimpin itu dilihat dari kriteria, keterampilan dan pengalamannya bukan dari jenis kelaminnya," ungkapnya
Komisioner KPAI, Aris Adi Leksono sebagai Narasumber terakhir pada kegiatan seminar ini juga menjelaskan lima hak dasar anak yang harus menjadi perhatian orang tua yaitu, diajak partisipasi dan komunikasi, lingkungan pengasuhan positif, kesehatannya, pendidikannya dan mengisi waktu luang dengan anak.
Sehubungan hal itu, Aris Adi Leksono juga mengingatkan bahwa orang tua harus menguasai ranah digital sehingga kontrol bukan hanya pada dunia nyata melainkan juga di dunia maya.
"Literasi digital yang kuat membuat anak bisa terkontrol dengan baik". ujarnya
Ketua BEM Kammalah, Mohamad Fikri menekankan pentingnya mahasiswa membangun perubahan dalam dirinya dan menemukan setiap solusi dari permasalahan untuk pendidikan di Indonesia.
"Mahasiswa itu sebagai Agent Of Change untuk pendidikan, Saya juga berterimakasih kepada pihak kampus, panitia pelaksana yang sudah selalu suport kegiatan ini tanpa dukungan teman-teman dan pihak kampus yang memfasilitasi agenda ini tidak akan berjalann mulus," Tutup Ketua BEM
(Nik)
0 Komentar