Penabekasi.id - Muara Gembong, 10 Juli 2023 - Indonesia memiliki peran penting dalam melestarikan ekosistem mangrove dengan 23% luas hutan mangrove di dunia, berdasarkan data Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Salah satu lokasi yang menjadi fokus utama perhatian adalah Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Bekasi, di Pesisir Pantai Utara Jawa. Namun, keadaan mengkhawatirkan terjadi ketika luas lahan mangrove yang sebelumnya mencapai 10.481,15 hektar, saat ini hanya tersisa 1.028,64 hektar. Hal ini berdampak pada peresapan air laut ke daratan, menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, hambatan dalam ekonomi warga, kerusakan fasilitas, dan terganggunya aktivitas belajar mengajar.
Banjir rob yang sering terjadi membuat para siswa terpaksa melewati genangan air dan lumpur. Tidak jarang mereka harus menunggu perahu sebagai satu-satunya akses menuju sekolah. Dampak dari banjir rob juga menyebabkan sampah kota terbawa dan mencemari lingkungan, mengganggu sanitasi air dan lingkungan, serta mempengaruhi kualitas kesehatan warga.
Menyikapi masalah ini, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Komunikasi batch 24 Program Studi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi International Relations Communication, telah mengambil langkah melalui program pengabdian masyarakat yang dijalankan oleh komunitas "Groovengers". Program ini melibatkan kegiatan mengajar dan penanaman mangrove.
Dalam program ini, Groovengers memberikan edukasi tentang pengelolaan lingkungan, seperti cara mengelola sampah organik dan non-organik, pemanfaatan sampah plastik, pencegahan abrasi, serta pentingnya reforestasi. Selain memberikan edukasi lingkungan, program ini juga melibatkan 37 mahasiswa dan 4 dosen dalam penanaman 300 bibit mangrove. Kegiatan reforestasi mangrove ini didukung oleh donasi masyarakat melalui media sosial Groovengers.
Dr. Muhamad Hidayat M.I.Kom, dosen pengampu mata kuliah Community Development LSPR, menyoroti kondisi yang memprihatinkan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong. Ia mengatakan, "Beragam permasalahan lingkungan terus terjadi, terutama dampak banjir rob. Inisiatif seperti program yang diluncurkan oleh Groovengers memiliki urgensi untuk mendorong penanggulangan dampak dan ancaman perubahan iklim."
Program ini juga melibatkan Candy Hernandez, BSN, M.Si, FAPR, dosen pengampu mata kuliah Communicating Climate Change. Beliau menyoroti kondisi sosial yang parah di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong akibat banjir rob. Beliau menyatakan bahwa diperlukan program pengembangan masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan dan membantu daerah-daerah yang belum terjamah oleh masyarakat luas. "Saya sangat mengapresiasi tim Groovengers karena memilih tempat ini untuk program pengabdian masyarakat. Groovengers benar-benar memilih kampanye yang berkelanjutan di LSPR, yaitu penanaman pohon mangrove," ujarnya saat diwawancarai.
Ia juga mengungkapkan bahwa krisis iklim dan perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan utama yang sangat mendesak untuk diselesaikan. "Perubahan iklim adalah krisis nyata. Masyarakat benar-benar menderita, dan ini adalah krisis yang harus ditangani. Saya berharap generasi muda akan melanjutkan layanan masyarakat seperti ini."
Serafin Ernesta Putri Anggari, Duta Pariwisata Jawa Barat tahun 2023, juga memberikan pandangan yang sama mengenai perubahan iklim yang merupakan permasalahan global saat ini. Ia merasa terhormat diundang untuk ikut serta dalam program penanaman pohon mangrove oleh Groovengers. Menurutnya, pohon mangrove memiliki dampak yang besar bagi bumi kita, terutama di Muara Gembong. Ia berharap acara ini berkelanjutan dan dapat memberikan dampak yang lebih besar di masa depan, tidak hanya di Muara Gembong, tetapi juga di seluruh dunia.
Sebagai ketua pelaksana program edukasi dan penanaman pohon mangrove oleh Groovengers, Diva Firly Oktaviani berharap bahwa proyek ini dapat memberikan manfaat dan pembelajaran berharga bagi mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, terutama kelas IRC24-1TP atau yang dikenal sebagai warga 906. "Kami berharap bahwa dengan kegiatan yang kami persiapkan sejak bulan Maret hingga Juli ini di Muara Gembong, kami dapat memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama tujuan nomor 4, yaitu pendidikan berkualitas, dan tujuan nomor 13, yaitu tindakan iklim."
Groovengers berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pengembangan masyarakat yang berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, lingkungan, serta menumbuhkan semangat kepedulian pada generasi muda.
(Nik)
0 Komentar