Penabekasi - Bekasi, Covid 19 membawa dampak yang luar biasa pada perekonomian Indonesia serta berefek buruk pada aktivitas dan rutinitas masyarakat, tanpa lecuali semua elemen sosial terkena dampaknya. Hanya saja istilah kerja dirumah, dirumahkan dan penertiban himbauan hindari keramaian berefek terjal pada kaum bawah yang rata-rata pendapatanya berdasarkan upah harian dan hasil berdagang.
Kaum metalhead diantaranya, sebab rata-rata metalhead bekerja sebagai buruh tiba-tiba diberhentikan, pedagang mendadak tutup karena himbauan, orang-orang diharuskan dirumah hingga berdampak kerja pada ojek online. Saat ini kaum metalhead sudah mulai "meneriaki" kebutuhanya, ada yang sudah mulai menjual alat musik, mencari pinjaman bahkan sudah ada yang sudah mengeluh dimedia sosial tentang kondisi keterpurukanya imbas hilangnya pendapatan.
Sedangkan disisi lain masih ada kawan-kawan metalhead yang sibuk menshare video Challenge, share stok makananya dirumah dan menshare hal-hal yang seolah wabah ini tak bereffek pada keuangan keluarganya. Sikap ini menjadi seolah apatis, hilang empaty untuk melihat sekitar dan ikut merasakan penderitaan sesamanya. Jelas timbul pertanyaan metalhead Unrespect?
Kodock Canephora Vocalist BALAKATARA black metal dari kota Bekasi bersuara tentang hal ini, melalui akun Balakatara ia berinisiatif membuat gerakan kecil untuk memberi sugesti positif pada kawan-kawan Metalhead yang lain.
Kodock melalui aku facebook Balakatara Blackmetal melelang Bass BC.Rich Warlock milik balakatara, yang semua hasil penjualanya dipergunakan untuk kawan-kawan metalhead yang sudah sangat membutuhkan malu bicara, atau yang sudah berteriak tapi tak dihiraukan.
selain Kodock Balakatara, Baken Nainggolan gitaris ex. Hellcrust yang saat ini memperkuat Kapital juga melelang beberapa gitar kesayanganya bahkan sepatu-sepatu brandit miliknya ikut terpampang diakun media sosialnya menjadi barang dagangan demi membantu orang yang sangat membutuhkan akibat wabah korona ini.
Metalhead respect tak melulu harus menjual barang miliknya sebagai wujud bantuan, namun tenaga, waktu dan pikiran juga bentuk supporting memerangi wabah ini, ia adalah MC Gimbalcore, Iwan. Iwan bersama rekan rekan remaja, pengurus mushola dan karang taruna dikampungnya Desa Radudongkal, Jawa Tengah ia membuat sendiri masker berbahan kain yang dibagikan pada warga sekitar dan terus melebar.
artinya tidak butuh gerakan masal serentak untuk membuat perubahan, mereka bisa membuktikan gerakan kecil bisa memberikan sugesti positif dan diikuti oleh banyak orang.
Saat dihubungi melalui aplikasi whatsap Kodock Balakatara mengatakan "Metalhead itu tumbuh karena kesamaan idialisme bermusik hingga menjadi komunitas yang saling menghargai perkumpulan di setiap gigs yang menumbuhkan rasa solidaritas dan respect, jangan lunturkan budaya ini, kita bukan birokrat atau perusahaan yang segala pergerakanya butuh prosedural yang bertele-tele untuk membuat gerakan humanisme"
Kodock mengaku gerakan ini bukan tanpa sebab, sebelumnya ia dihubungi oleh MC Sendal Jepit Agung Gele, Gele menghubungi menanyakan kabar keluarga hal ini juga dilakuakn Gele kepada kawan-kawan yang lain.
Gele berharap paling tidak ia dapat mengetahui kabar saudara dan rekan metalhead sepengetahuanya pada kondisi baik-baik saja pada situasi ini, apabil Gele menemukan kawannya yang sangat kesusahan karena situasi ini ia akan "berteriak" untuk ikut mencari bantuan dan mendorong kawan-kawan untuk membuat gerakan dan salah satunya pada Kodock Balakatara.
Kodock menambahkan "dibalik gilanya bermetal-metalan, sekult apappun kita di black metal dan setenar apapun kita di death metal kita tetap seorang anak, seorang pekerja, seorang suami dan seorang bapak dari anak-anak kita bayangkan jika kesulitan itu ditempatkan pada keluarga kita, pinggiri dulu masalah agama, pinggiri dulu masalah politik, ras dan tetek bengek, inget bahwa kita manusia dan manusia yang baik tau cara memanusiakan manusia"
sudah seyogiyanya metalhead kembali pada jati diri yang respect dan solid dalam menghargai kondisi sesama, sudah diilhami sejak dulu bahwa bawah tanah itu tidak bicara berapa hasil tapi yang menghargai proses, niat dan pergerakan. maka sepantasnya kita membuat postingan yang seakan menari-nari diatas penderitaan orang lain yang sangat berdampak sekali dengan adanya wabah korona. betul setiap orang berhak mempergunakan media sosialnya sesuka hatinya, namun ada baiknya bijaksana menyikapi situasi saat ini.
Semoga pandemi ini cepat berlalu dan semua aktivitas kembali seperti semula, kembali normal dan hilang wabah ini. (RG)
0 Komentar