Mustafa Institute yang di Komandoi oleh Ahmad Mustafa Kamal bekerjasama dengan KPU dan Bawaslu menggelar Electoral School di Aula KPU Kota Bekasi.
"Kegiatan ini sengaja kami buat, guna untuk mengajak pemuda dan mahasiswa agar lebih peka terhadap Demokrasi di Negeri ini" ujar Kamal selaku Direktur Mustafa Institute.
Dalam kesempatan ini hadir pula Idham Kholik dari KPU Provinsi Jawa Barat. "Pemilu adalah bagian dari demokrasi, sebab pemilu adalah indikator dari demokrasi, maka pemilu menjadi alat demokrasi" Ungkap Idham Kholik.
"Mengapa Kementrian Agama diisi oleh militer oleh Jokowi? Karena anggapan Presiden Jokowi Indonesia sedang diancam oleh Issue Radikalisme, maka harus ada yang mengcunter dari sisi agama dan harus dari Militer" Tegas Idham Kholik dalam sambutannya di acara tersebut.
"Mengapa pemilu kita banyak masalah? Karena masih banyak yang menggunakan politik uang dan masih ada politik anggaran" tegas Idham.
Dalam kesempatan kali ini juga hadir pula Akademisi Dila Novita, dia membahas tentang korelasi Media terhada pengaruh Politik.
"Media sosial bisa membuat seseorang baik banget dan media sosial bisa membuat jelek banget, karena bisa menimbulkan sebuah karakter yang dapat dinilai seseorang" Kata Dila.
Hadir pula Ketua Bawaslu Kota Bekasi Tomi Suswanto. Dia menjelaskan bahwasannya pada saat penyelenggaraan pemilu kemarin Bawaslu telah maksimal dalam mengawasi Pemilu, ada beberapa pelanggaran yang telah di proses serta ada pula pelanggan kode etik yang masuk dalam catatan Bawaslu Kota Bekasi.
Sebagai penutup yaitu Ali Syaefa selaku komisioner KPU Kota Bekasi yang dimana berpesan agar pemuda dan mahasiswa selalu berperan aktif dalam hal kepemiluan. (Red)